Haris Pernah Bikin Naskah Buku Menggunakan Ponsel
Daftar Isi [Tampil]
Bicara
tentang keunikan tulisan Haris, nggak jauh dari batik. Disadari atau tidak,
batik adalah sejenis kain yang punya gambar unik dan beragam. Nah, tulisannya
Haris seperti itu. Unik dan beragam. Uniknya, kadang orang ini saya anggap
canggih, mikir dari sudut pandang yang paling ujung, saya juga kadang takjub,
saking nyentriknya orang ini berpikir, mikirnya dari ujung pandang, oh pantesan
aja. Mikirnya aja jauh banget.
Beragamnya,
karena nggak semua hal yang sebenarnya bisa dijadikan lucu, tapi bisa jadi lucu aja oleh laki-laki ini.
Misal saja, status facebook yang pernah dicatatnya berikut ini:
The Voice. Ajang pencarian bakat pakai sistem blind audition. Peserta nyanyi, juri nggak lihat mukanya. Cuma fokus ke suara. Harusnya ada tandingannya, The Face. Peserta nyanyi, juri pakai ear plug. Suara nggak dinilai, yang penting gayanya. Mungkin komentar jurinya bakal begini: "Suara kamu mengingatkan saya sewaktu kerja jadi mandor. Denger kamu nyanyi kayak denger suara mesin pabrik. Tapi wajah kamu asri kayak pepohonan."
Bagus sih.
Dan tulisan
Haris juga jadi salah satu alasan saya tertarik ke tulis menulis. Saya pikir,
menulis itu harus membuat kata-kata indah, yang seperti puitis, lalu penuh
drama di dalamnya. Intrik percintaan pula. Komplikasi.
Rupanya saya
menemukan tulisan jenis lain. Ya, tulisan Haris juga dapat dibilang sebagai
salah satu yang akhirnya memengaruhi saya untuk ikutan pula menulis.
Haris ini
emang aslinya unik sih kayaknya. Dia memerhatikan apa yang tidak pernah diperhatikan
oleh orang lain. Pernah kejadian waktu itu zaman kapan, inget iklan anak kecil
yang takut banget kehilangan ayam-ayamnya? Yang kemudian jargon pada iklan itu
mendadak terkenal. Ituloh, yang kata-katanya begini, “UDAAAAH, MAKAN DULU
SAAA NAAA!”
Iklan apa
mie instan sih kalau nggak salah.
Nah, Haris
berhasil bikin saya nyengir. Waktu itu Haris belum punya blog. Dia nulis apapun
di catatan yang ada di facebook. Entah masih ada nggak sekarang tuh notes. Dan
itu adalah satu-satunya catatan yang paling saya ingat dari semua catatan yang
pernah dibuat oleh Haris.
Dan satu hal
yang sempat bikin saya takjub sih, ini orang pernah bikin satu naskah buku
lengkap menggunakan ponselnya. Widih.
Saat saya
hanya bisa browsing nggak jelas, saat saya hanya mampu nulis status nggak
jelas, sat saya hanya ngerandom di twitter yang juga nggak jelas. Haris justeru
melakukan aktivitas yang lain. Dia ngetik naskah, yang kemudian terkompersi
menjadi buku dalam bentuk cetakan. Dipasarkan ke seluruh Indonesia. Dapat royalty
deh. Hebat!
Kemaren
waktu baru-barunya ngeblog juga langsung dapat tawaran dari cermati untuk
ngereview websiternya. Kece sekali orang ini.
FYI, mantan
pacarnya juga banyak sih. Sayang banget, asset berharga gini kenapa kok
dimantanin sih?
Eh, buat
yang belum kenal Haris. Mungkin ada baiknya saya share apa yang Haris pernah
tulis tentang dirinya. Nggak izin sih ini. Biarin deh. Biar dia makin terkenal
juga gini.
Hai, nama saya Haris Firmansyah. Saya lahir 13 Mei 1992. Sewaktu emak ngelahirin saya, saya kelilit usus. Emak gak bisa melahirkan secara normal. Akhirnya, caesar. Tapi sejak itu, keluarga saya kelilit hutang. Karena biaya lahiran mahal, apalagi caesar. Bohong deng. Saya lahir di dukun beranak di kampung. Soalnya nggak sempet dibawa ke bidan. Nggak sempet kepikiran oleh orangtua saya. Ya anak-anak kampung yang lain juga lahirinnya pake dukun beranak. Sewaktu baru lahir, kata emak, saya cuma seukuran centong nasi. Matanya sipit, kulitnya putih. Tetangga pada ngatain saya, "anak china". Untungnya, sekarang udah iteman. Walaupun matanya tetep nggak belo-belo amat.
Yaudah, gitu aja. *Nyengir
Posting Komentar untuk "Haris Pernah Bikin Naskah Buku Menggunakan Ponsel"
Posting Komentar
Saya menghargai setiap komentar yang kamu berikan. Maka jangan pernah sungkan untuk meninggalkan komentarmu. Untuk kepentingan bisnis, silakan hubungi saya via email di wawantjara@gmail.com
Salam!